Sejarah Candi Prambanan

Selamat datang, para penjelajah sejarah dan pecinta budaya! Hari ini kita akan menyelami keindahan dan misteri di balik salah satu mahakarya arsitektur kuno Indonesia, Candi Prambanan. Sejarah Candi Prambanan bukan sekadar rangkaian tanggal dan nama raja, melainkan sebuah kisah epik tentang keagungan peradaban, keyakinan, dan bahkan sedikit mitos yang memikat hati. Mari kita singkap lapisan demi lapisan cerita di balik candi megah yang kerap disebut sebagai “Candi Roro Jonggrang” ini.

sejarah candi prambanan

 

Menelisik Awal Mula Sang Mahakarya

Candi Prambanan berdiri gagah di perbatasan antara DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, memancarkan pesona ribuan tahun silam. Ia bukan hanya sebuah struktur batu, melainkan manifestasi dari kebesaran Kerajaan Mataram Kuno yang beragama Hindu. Pembangunannya diperkirakan terjadi pada abad ke-9 Masehi, ketika dinasti Sanjaya berkuasa.

Prambanan adalah persembahan untuk Trimurti, tiga dewa utama dalam Hindu: Brahma (Pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Pelebur). Candi Siwa menjadi candi utama yang paling tinggi dan agung, mencerminkan dominasi pemujaan Dewa Siwa pada masa itu. Ini adalah proyek kolosal yang melibatkan ribuan pekerja dan menunjukkan puncak kejayaan arsitektur Hindu di Jawa.

Siapa Sebenarnya Dalang di Balik Prambanan?

Meskipun kerap dihubungkan dengan legenda Roro Jonggrang yang ajaib membangun 1000 candi dalam semalam, fakta sejarah menunjuk pada seorang tokoh yang lebih realistis: Rakai Pikatan. Ia adalah raja dari Dinasti Sanjaya yang diyakini memulai pembangunan kompleks candi ini. Prambanan seringkali dianggap sebagai bentuk penyeimbang atau bahkan tandingan terhadap Borobudur, candi Buddha megah yang dibangun oleh Dinasti Sailendra, dinasti yang sempat berkuasa sebelumnya dan bahkan pernah menguasai Mataram Kuno.

Beberapa ahli sejarah juga mengaitkan pembangunan candi ini dengan Rakai Balitung, raja setelah Rakai Pikatan, yang mungkin melanjutkan dan menyelesaikan proyek besar ini. Apapun itu, pembangunan Prambanan adalah pernyataan politik dan keagamaan yang kuat, menunjukkan kebangkitan kembali kekuatan Hindu di Jawa. Ini adalah periode penting di mana Mataram Kuno mencapai masa keemasannya, diwarnai dengan persaingan budaya dan keagamaan yang ketat.

Mengintip Keindahan Arsitektur dan Relief Prambanan

Ketika Anda berdiri di tengah kompleks Prambanan, Anda akan segera merasakan aura sakral yang kuat. Kompleks ini terdiri dari candi-candi yang membentuk mandala, sebuah diagram kosmik dalam tradisi Hindu dan Buddha. Candi utama adalah candi Siwa, diapit oleh candi Brahma dan candi Wisnu. Di hadapan masing-masing candi utama terdapat candi wahana, yaitu kendaraan para dewa.

Candi Siwa misalnya, memiliki candi Nandi (lembu suci) di depannya, sedangkan candi Brahma memiliki candi Angsa, dan candi Wisnu memiliki candi Garuda. Relief-relief yang terukir di dinding candi adalah daya tarik utama lainnya. Di Candi Siwa, Anda bisa menemukan kisah Ramayana yang terpahat indah, menggambarkan perjalanan Rama, Sinta, dan Hanoman. Kisah ini dibaca searah jarum jam (pradakshina), sebuah ritual persembahyangan kuno.

Relief Ramayana: Sebuah Kisah Epik di Dinding Batu

Melihat relief Ramayana di Prambanan adalah seperti membaca komik kuno yang luar biasa. Setiap panel menceritakan bagian dari epos Hindu yang populer, mulai dari penculikan Sinta oleh Rahwana hingga pertarungan heroik Rama untuk menyelamatkannya. Kualitas ukiran relief ini sangat tinggi, menunjukkan keahlian luar biasa para seniman dan pengrajin di masa Mataram Kuno. Detail pada pakaian, ekspresi wajah, dan gerakan para tokoh sangat hidup, membuat kisah ini terasa begitu nyata.

Selain Ramayana, ada juga relief yang menggambarkan Kisah Garudeya, yang menceritakan Garuda membebaskan ibunya dari perbudakan. Relief ini sangat penting karena Garuda kemudian diangkat menjadi lambang negara Republik Indonesia, melambangkan kebebasan dan keberanian.

Ketika Prambanan Terlantar: Masa Kegelapan dan Penemuan Kembali

Setelah masa kejayaannya, sekitar abad ke-10 Masehi, Prambanan mengalami masa-masa sulit. Pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno bergeser ke Jawa Timur, kemungkinan besar karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berdekatan. Candi-candi ini ditinggalkan begitu saja, perlahan-lahan tertutup abu vulkanik dan ditelan hutan lebat. Gempa bumi dan erosi juga mempercepat kerusakannya, mengubah kompleks candi yang megah ini menjadi tumpukan batu yang tak beraturan.

Selama berabad-abad, Prambanan terlupakan dari ingatan banyak orang, kecuali oleh penduduk lokal yang mungkin masih menyimpan cerita dan mitos tentangnya. Baru pada tahun 1811, ketika Jawa berada di bawah kekuasaan Inggris, seorang insinyur Belanda bernama Colin Mackenzie secara tidak sengaja menemukan reruntuhan candi ini. Ia sedang melakukan survei untuk Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Upaya Restorasi: Menghidupkan Kembali Kejayaan Masa Lalu

Penemuan kembali Prambanan memicu minat besar dari para peneliti dan arkeolog. Namun, upaya restorasi tidaklah mudah dan memakan waktu sangat panjang. Pada awalnya, banyak batu yang diambil dan digunakan untuk pembangunan. Restorasi serius baru dimulai pada awal abad ke-20 oleh pemerintah kolonial Belanda, meskipun sering terhambat oleh kondisi politik dan ekonomi.

Upaya rekonstruksi yang paling signifikan dimulai pada tahun 1930-an dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Prinsip utama restorasi adalah anastylosis, yaitu menyusun kembali candi menggunakan batu-batu asli yang ditemukan. Jika ada bagian yang hilang, batu baru dibuat dengan bentuk dan ukuran yang sama. Butuh puluhan tahun untuk membangun kembali satu candi utama, dan hingga kini, banyak candi perwara (candi-candi kecil pengiring) yang belum berhasil direstorasi sepenuhnya.

Sejarah Candi Prambanan Kini: Warisan Dunia yang Abadi

Pada tahun 1991, Candi Prambanan diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Pengakuan ini menegaskan pentingnya Prambanan bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Prambanan bukan hanya sebuah museum kuno; ia adalah pusat spiritual dan budaya yang hidup. Setiap tahun, ribuan wisatawan dari seluruh dunia datang untuk mengagumi keindahannya, belajar tentang sejarahnya, dan menyaksikan pertunjukan sendratari Ramayana yang spektakuler dengan latar belakang candi di malam hari.

sejarah candi prambanan

 

Candi Prambanan juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk gempa bumi dahsyat tahun 2006 yang menyebabkan kerusakan serius. Namun, berkat upaya restorasi yang cepat dan cermat, Prambanan kembali bangkit dan menunjukkan ketangguhannya. Ia tetap berdiri tegak, memancarkan keagungan masa lalu dan menjadi pengingat akan kehebatan nenek moyang kita.

Legenda Roro Jonggrang: Mitos yang Melekat Erat

Meskipun kita sudah membahas fakta sejarah, tidak adil rasanya jika kita tidak menyinggung legenda Roro Jonggrang yang begitu melekat dengan Prambanan. Kisah ini menceritakan tentang Bandung Bondowoso yang mencintai Roro Jonggrang. Untuk menghindari pernikahan, Roro Jonggrang mengajukan syarat agar Bandung Bondowoso membangun 1000 candi dalam semalam. Dengan bantuan jin, Bandung Bondowoso hampir berhasil, namun kecurangan Roro Jonggrang yang menyalakan api dan menumbuk padi membuat ayam jantan berkokok, mengira fajar telah tiba. Karena murka, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi ke-1000.

Legenda ini, meskipun fiktif, adalah bagian tak terpisahkan dari pesona Prambanan. Ia menambah dimensi romantis dan mistis pada situs sejarah ini, menarik imajinasi dan rasa penasaran banyak orang. Ini menunjukkan bagaimana sejarah dan cerita rakyat bisa berjalin, menciptakan warisan budaya yang kaya dan multi-layered.

Kesimpulan: Pesona Abadi Candi Prambanan

Sejarah Candi Prambanan adalah perjalanan panjang dari masa pembangunan yang megah, masa kejayaan yang berkilau, periode keterlantaran yang sunyi, hingga penemuan kembali dan restorasi yang penuh dedikasi. Ini adalah kisah tentang bagaimana manusia menciptakan keindahan yang abadi, meninggalkan jejak peradaban yang tak terlupakan.

Candi Prambanan adalah bukti kehebatan arsitektur dan seni, cerminan keyakinan spiritual yang mendalam, dan pengingat akan kekayaan budaya Indonesia. Jadi, jika Anda mencari tempat yang tidak hanya indah untuk dilihat tetapi juga kaya akan cerita dan makna, Prambanan adalah destinasi yang wajib Anda kunjungi. Selamat menjelajah!

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Q: Candi Prambanan dibangun oleh siapa?
A: Secara historis, Candi Prambanan diyakini dibangun oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya pada abad ke-9 Masehi, dan kemungkinan dilanjutkan oleh raja setelahnya seperti Rakai Balitung.

Q: Berapa jumlah candi di kompleks Prambanan?
A: Kompleks Candi Prambanan awalnya terdiri dari 240 candi. Namun, saat ini banyak candi perwara (candi kecil pengiring) yang masih berupa reruntuhan dan belum direstorasi sepenuhnya. Tiga candi utama (Siwa, Brahma, Wisnu) dan tiga candi wahana di depannya adalah yang paling menonjol.

Q: Apa bedanya Candi Prambanan dengan Candi Borobudur?
A: Candi Prambanan adalah candi Hindu yang dibangun untuk Trimurti, sedangkan Candi Borobudur adalah candi Buddha yang merupakan stupa besar. Keduanya dibangun pada masa Mataram Kuno namun oleh dinasti yang berbeda dan memiliki gaya arsitektur serta relief yang berbeda pula.

Q: Apakah Candi Prambanan masih digunakan untuk upacara keagamaan?
A: Ya, Candi Prambanan masih digunakan untuk beberapa upacara keagamaan Hindu, terutama pada hari-hari besar seperti Nyepi. Selain itu, kompleks ini juga menjadi tuan rumah berbagai acara budaya dan seni.

Q: Apa yang membuat relief Ramayana di Prambanan begitu istimewa?
A: Relief Ramayana di Prambanan istimewa karena ukirannya yang sangat detail dan artistik, menceritakan seluruh epos Ramayana secara berurutan. Kualitas ukiran ini menunjukkan keahlian tinggi para seniman Mataram Kuno dan merupakan salah satu representasi kisah Ramayana terbaik yang ada di dunia.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *